SEGENAP KELUARGA BESAR HARIS SUROTO SGL Mengucapkan * SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1440 HIJRIAH - TAQOBALALLAHU MINNA WAMINKUM SIAMANNA WASIAMAKUM - MINAL AIDIN WAL FAIDZIN - Mohon Maaf Lahir dan Batin *

Jumat, 27 Juli 2012

MUTIARA IKHLAS RAMADHAN

MUTIARA IKHLAS RAMADHAN - Semakin bersih hati, hidupnya akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja, kendati sedikit, ia tidak akan habis-habisnya meyakini bahwa semua ini adalah titipan Allah semata, sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yang terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS, tatkala dirinya dianugerahi Allah berbagai kelebihan, "Haadzaa min fadhli Rabbii, liyabluwani a-asykuru am afkuru." (QS. An Naml [27] : 40). Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas nikmat-Nya.


Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yang hatinya bersih, semua itu tidak kalah terasa nikmatnya. Ujian dan persoalan yang menimpa justru benar-benar akan membuatnya kian merasakan indahnya hidup ini. Karena, orang yang mengenal Allah dengan baik berkat hati yang bersih, akan merasa yakin bahwa ujian adalah salah satu perangkat kasih sayang Allah, yang membuat seseorang semakin bermutu.

Boleh saja kita memakai segala apapun yang indah-indah. Namun, kalau tidak memiliki hati yang indah,demi Allah tidak akan pernah ada keindahan yang sebenarnya. Karenanya jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah, begitu banyak wanita malang yang tidak mengenal moral dan harga diri. Mereka pun tidak kalah penampilannya. Kendatipun demikian, secara fitrah manusia memahami mereka bukanlah pasangan yang baik secara hakiki, tetapi hanyalah memamerkan dirinya alat syetan yang mengajak manusia umumnya pria kepada hawa nafsu, dan demikian merekapun akan ketimpa kemalangan akibat dosanya. Kendati Mereka tetap diberi oleh Allah dunia yang indah dan melimpah hanyalah istidraj yaitu kesenangan dalam pelanggaran perintah Allah SWT, kesenangan yang menipu demi tertumpuknya dosa akibat memilih jalan hidup yang tidak diredhoi Allah.

Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yang sesungguhnya karena orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yang ingin sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulianya hidup, adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya. Para Nabi adalah paling bening hatinya, tidak ada level manusia menyamainya, bening dalam ketaatan kepada Allah, menyebarkan Dien Islam sebagai karir hidupnya, dan ibadah-ibadah sebagai penopang kekuatan jiwanya mengemban tugas, itulah rumus dijalan Allah SWT di level tertinggi.

Rasulullah SAW pakaiannya tidak bertabur bintang penghargaan, tanda jasa, dan pangkat. Akan tetapi, demi Allah sampai saat ini tidak pernah berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tidak menggunakan singgasana dari emas yang gemerlap, ataupun memiliki rumah yang megah dan indah. Akan tetapi, sampai detik ini sama sekali tidak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadapnya, bahkan hingga kelak datang akhir zaman. Apakah rahasianya? Ternyata semua itu dikarenakan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya. Tetap terjaga hatinya dijalan Allah, memuliakan umat manusia dengan Iman dan Islam walau cobaan, fitnah menghampiri.

Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!" (HR. Bukhari dan Muslim).

Kecintaan kepada Allah, dimiliki para Nabi, mereka seakan hanya memikirkan dakwah, memerangi khurafat, syirik demi kebeningan keyakinan atas cintanya kepada Allah, seribu satu umat ini yang berazzam mengikuti tugas para Nabi. Bukti keikhlasan cinta karena tidak ingin mengecewakan Allah, menyepi dengan Robb-Nya setiap malam menguatkan jiwa, dan Ramadhan membantu kita menyibak tabir bahwa duniawi harus dibatasi, perintah Allah dijalani dengan maksimal, dengan zakat, sedekah digalakkan, amal ibadah diperbanyak dalam kerangka puasa dikesehariannya mengiringi amaliahnya untuk selalu ikhlas, menguatkan keikhlasan, itulah kunci pertolongan Allah. Ikhlas itu mengharapkan yang terbaik diserahkan secara tulus dengan niatan penuh karena tujuannya puncak kebaikan yaitu Allah SWT.

Senantiasa menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.

Ikhtiar yang disertai niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi kuserahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.

Aku harus sadar betul bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagiku menurut Allah, bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri. Betapa masih banyak pelanggaran, kesia-siaan hidup, dibandingkan ketaatannya.

Pengetahuanku tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetapi hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku. Tapi aku tahu yang terbaik bahwa hidup ini hanya untuk Allah, ujian dan cobaan yang ada akan terasa ringan bila mengikuti Petunjuk-Nya, Al Quran dan Al Hadist. Memahami dalil demi dalil, sebagai informasi terpenting kemenangan besar, dia akan fokus. Lain bila yang berhati kotor, ada tugas kantor malah fokus hingga sholatnya molor, dibenaknya apalagi selain duniawi tidak mengindahkan perintah Allah, HATI KOTOR hakikatnya hati yang berniatan selain Allah SWT, selain Agama Allah Dienul Islam.

Bila jamaah belum memahami ini maka akan terjebak kepada kesalahan pemahaman kebanyakan orang, semisal Puasa menahan marah padahal dulu Rosulullah SAW sampai perang badar dibulan Ramadhan, apakah artinya kita dibanding Rosulullah SAW ?. Bahkan dalam Qur'an Allah bantuin dengan ribuan malaikat, bantahan apalagi bila semuanya nyata, tetapi kita menyikapinya berbeda, tanpa mengkaji hakikatnya memperbodoh diri sendiri, kebiasaannya berpendapat sendiri, tanpa dalil dan Sunnah yang syar'i niscaya kesanain rawan dalam kesia2an hidup.. Hakikat nafsu adalah tunduk dalam perintah Allah SWT, apa yang dilarang jauhi, dan yang diperintahkan kerjakan maksimal dengan ikhlas, Ramadhan membentengi semua amal untuk ikhlas, memberikan yang terbaik dalam niatan, dan amal, karena Allah pemilik segala kebaikan. Sungguh merugi mereka yang gak berupaya memahami ini sedalam-dalamnya, ibarat kapal yang mudah terombang-ambing jalan2 selain Allah SWT.
 
By Yusuf Mansyur Network on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar