SEGENAP KELUARGA BESAR HARIS SUROTO SGL Mengucapkan * SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1440 HIJRIAH - TAQOBALALLAHU MINNA WAMINKUM SIAMANNA WASIAMAKUM - MINAL AIDIN WAL FAIDZIN - Mohon Maaf Lahir dan Batin *

Jumat, 27 Juli 2012

( HIKMAH ) NIKMAT BESAR RAMADHAN

( HIKMAH ) NIKMAT BESAR RAMADHAN - Berjumpa dengan bulan Ramadhan merupakan kenikmatan yang sangat besar. Maka selayaknya seorang muslim benar-benar merasakan dan menjiwai nikmat tersebut. Betapa banyak orang yang terhalang dari nikmat ini, baik karena ajal telah menjemput, atau karena ketidakmampuan beribadah sebagaimana mestinya, karena sakit atau yang lainnya, ataupun karena mereka sesat dan ma...sa bodoh terhadap bulan yang mulia ini. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim bersyukur kepada Allah atas karuniaNya ini.


Ibnu Rajab berkata, "Barangsiapa yang pada bulan Ramadhan ini tidak beruntung, maka kapan lagi dia bisa beruntung?

Barangsiapa yang pada bulan suci ini tidak bisa mendekatkan dirinya kepada Allah, maka sungguh dia sangat merugi."

Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ وَلاَ مَرَضٍ لَمْ يَقْضِ عَنْهُ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ وَإِنْ صَامَهُ

Siapa saja tidak menunaikan shaum Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshah atau sakit, hal itu merupakan dosa besar yang tidak bisa ditebus, bahkan seandainya ia menunaikan shaum sepanjang masa. (HR at-Tirmidzi).

Menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah saw. senantiasa mengumpulkan para Sahabatnya. Rasul kemudian menyampaikan kepada mereka hikmah dan keutamaan Ramadhan dan puasa. Ini dilakukan oleh Rasul dalam rangka mengingatkan kaum Muslim akan datangnya bulan penuh berkah. Beliau memompa semangat para Sahabat agar mereka bergembira dan menyongsong sepenuh hati kedatangan bulan Ramadhan.

Kebaikan Rasulullah saw. Pada bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةُ رَمَضَانَ

Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR al-Baihaqi, al-Khatib dan at-Tirmidzi).

Keutamaan mesti diketahui oleh kaum Muslimin, Mengetahui dan menjaga rambu-rambu shaum Ramadhan. Rasulullah saw. Bersabda (yang artinya):

Siapa saja yang menunaikan shaum Ramadhan, kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Hari-hari dan malam-malamnya merupakan waktu utama/mulia. Alangkah ruginya jika kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terutama dengan memperbanyak zikir dan doa. Ada beberapa waktu mustajab yang bisa dijumpai pada bulan Ramadhan, di antaranya: Ketika berbuka, orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak; sepertiga malam terakhir sewaktu Allah SWT turun.

Amalan Ramadhan Rasul tidak hanya terbatas pada aktivitas ibadah semata. Aktivitas dakwah dan sosial pun tak luput dari perhatian Beliau.

Dalam sembilan kali Ramadhan yang pernah Beliau alami, misalnya, Beliau justru melakukan ekspedisi dan pengiriman pasukan. Di antaranya: Perang Badar (tahun 2 H), Penaklukan Makkah (tahun 8 H), dan Perang Tabuk (tahun 9 H) Di mana ada kita mengenal kejadian sedekah yang besar dan monumental yaitu disaat Abu Bakar Shiddiq Ra mengeluarkan sedekah seluruh hartanya dalam perang tsb; mengirimkan 6 askariyah (pasukan jihad yang tidak secara langsung Beliau pimpin); meruntuhkan berhala-berhala Arab seperti Lata, Manat dan Suwa’; meruntuhkan ibadah kaum munafiq dhirar, dll.
 
By Yusuf Mansyur Network on Facebook

MUTIARA IKHLAS RAMADHAN

MUTIARA IKHLAS RAMADHAN - Semakin bersih hati, hidupnya akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja, kendati sedikit, ia tidak akan habis-habisnya meyakini bahwa semua ini adalah titipan Allah semata, sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yang terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS, tatkala dirinya dianugerahi Allah berbagai kelebihan, "Haadzaa min fadhli Rabbii, liyabluwani a-asykuru am afkuru." (QS. An Naml [27] : 40). Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas nikmat-Nya.


Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yang hatinya bersih, semua itu tidak kalah terasa nikmatnya. Ujian dan persoalan yang menimpa justru benar-benar akan membuatnya kian merasakan indahnya hidup ini. Karena, orang yang mengenal Allah dengan baik berkat hati yang bersih, akan merasa yakin bahwa ujian adalah salah satu perangkat kasih sayang Allah, yang membuat seseorang semakin bermutu.

Boleh saja kita memakai segala apapun yang indah-indah. Namun, kalau tidak memiliki hati yang indah,demi Allah tidak akan pernah ada keindahan yang sebenarnya. Karenanya jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah, begitu banyak wanita malang yang tidak mengenal moral dan harga diri. Mereka pun tidak kalah penampilannya. Kendatipun demikian, secara fitrah manusia memahami mereka bukanlah pasangan yang baik secara hakiki, tetapi hanyalah memamerkan dirinya alat syetan yang mengajak manusia umumnya pria kepada hawa nafsu, dan demikian merekapun akan ketimpa kemalangan akibat dosanya. Kendati Mereka tetap diberi oleh Allah dunia yang indah dan melimpah hanyalah istidraj yaitu kesenangan dalam pelanggaran perintah Allah SWT, kesenangan yang menipu demi tertumpuknya dosa akibat memilih jalan hidup yang tidak diredhoi Allah.

Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yang sesungguhnya karena orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yang ingin sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulianya hidup, adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya. Para Nabi adalah paling bening hatinya, tidak ada level manusia menyamainya, bening dalam ketaatan kepada Allah, menyebarkan Dien Islam sebagai karir hidupnya, dan ibadah-ibadah sebagai penopang kekuatan jiwanya mengemban tugas, itulah rumus dijalan Allah SWT di level tertinggi.

Rasulullah SAW pakaiannya tidak bertabur bintang penghargaan, tanda jasa, dan pangkat. Akan tetapi, demi Allah sampai saat ini tidak pernah berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tidak menggunakan singgasana dari emas yang gemerlap, ataupun memiliki rumah yang megah dan indah. Akan tetapi, sampai detik ini sama sekali tidak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadapnya, bahkan hingga kelak datang akhir zaman. Apakah rahasianya? Ternyata semua itu dikarenakan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya. Tetap terjaga hatinya dijalan Allah, memuliakan umat manusia dengan Iman dan Islam walau cobaan, fitnah menghampiri.

Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!" (HR. Bukhari dan Muslim).

Kecintaan kepada Allah, dimiliki para Nabi, mereka seakan hanya memikirkan dakwah, memerangi khurafat, syirik demi kebeningan keyakinan atas cintanya kepada Allah, seribu satu umat ini yang berazzam mengikuti tugas para Nabi. Bukti keikhlasan cinta karena tidak ingin mengecewakan Allah, menyepi dengan Robb-Nya setiap malam menguatkan jiwa, dan Ramadhan membantu kita menyibak tabir bahwa duniawi harus dibatasi, perintah Allah dijalani dengan maksimal, dengan zakat, sedekah digalakkan, amal ibadah diperbanyak dalam kerangka puasa dikesehariannya mengiringi amaliahnya untuk selalu ikhlas, menguatkan keikhlasan, itulah kunci pertolongan Allah. Ikhlas itu mengharapkan yang terbaik diserahkan secara tulus dengan niatan penuh karena tujuannya puncak kebaikan yaitu Allah SWT.

Senantiasa menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.

Ikhtiar yang disertai niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi kuserahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.

Aku harus sadar betul bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagiku menurut Allah, bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri. Betapa masih banyak pelanggaran, kesia-siaan hidup, dibandingkan ketaatannya.

Pengetahuanku tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetapi hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku. Tapi aku tahu yang terbaik bahwa hidup ini hanya untuk Allah, ujian dan cobaan yang ada akan terasa ringan bila mengikuti Petunjuk-Nya, Al Quran dan Al Hadist. Memahami dalil demi dalil, sebagai informasi terpenting kemenangan besar, dia akan fokus. Lain bila yang berhati kotor, ada tugas kantor malah fokus hingga sholatnya molor, dibenaknya apalagi selain duniawi tidak mengindahkan perintah Allah, HATI KOTOR hakikatnya hati yang berniatan selain Allah SWT, selain Agama Allah Dienul Islam.

Bila jamaah belum memahami ini maka akan terjebak kepada kesalahan pemahaman kebanyakan orang, semisal Puasa menahan marah padahal dulu Rosulullah SAW sampai perang badar dibulan Ramadhan, apakah artinya kita dibanding Rosulullah SAW ?. Bahkan dalam Qur'an Allah bantuin dengan ribuan malaikat, bantahan apalagi bila semuanya nyata, tetapi kita menyikapinya berbeda, tanpa mengkaji hakikatnya memperbodoh diri sendiri, kebiasaannya berpendapat sendiri, tanpa dalil dan Sunnah yang syar'i niscaya kesanain rawan dalam kesia2an hidup.. Hakikat nafsu adalah tunduk dalam perintah Allah SWT, apa yang dilarang jauhi, dan yang diperintahkan kerjakan maksimal dengan ikhlas, Ramadhan membentengi semua amal untuk ikhlas, memberikan yang terbaik dalam niatan, dan amal, karena Allah pemilik segala kebaikan. Sungguh merugi mereka yang gak berupaya memahami ini sedalam-dalamnya, ibarat kapal yang mudah terombang-ambing jalan2 selain Allah SWT.
 
By Yusuf Mansyur Network on Facebook

Kamis, 26 Juli 2012

BERJILBAB

BERJILBAB DIBULAN RAMADHAN, YES - Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanti jika sudah pipi keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita menunda amalan baik. Jika tidak sekarang ini, mengapa mesti menunda berhijab besok dan besok lagi? Dan kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzakh, bahkan k...ita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang. So … jangan menunda-nunda beramal baik. Jangan menunda-nunda untuk berjilbab.


Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seandainya engkau berpuasa maka hendaknya pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa, yaitu menahan diri dari dusta dan segala perbuatan haram serta janganlah engkau menyakiti tetanggamu. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Latho’if Al Ma’arif, 277).

Mala ‘Ali Al Qori rahimahullah berkata, “Ketika berpuasa begitu keras larangan untuk bermaksiat. Orang yang berpuasa namun melakukan maksiat sama halnya dengan orang yang berhaji lalu bermaksiat, yaitu pahala pokoknya tidak batal, hanya kesempurnaan pahala yang tidak ia peroleh. Orang yang berpuasa namun bermaksiat akan mendapatkan ganjaran puasa sekaligus dosa karena maksiat yang ia lakukan.” (Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih, 6: 308).

Al Baydhowi rahimahullah mengatakan, “Ibadah puasa bukanlah hanya menahan diri dari lapar dan dahaga saja. Bahkan seseorang yang menjalankan puasa hendaklah mengekang berbagai syahwat dan mengajak jiwa pada kebaikan. Jika tidak demikian, sungguh Allah tidak akan melihat amalannya, dalam artian tidak akan menerimanya.” (Fathul Bari, 4: 117).

Penjelasan di atas menunjukkan sia-sianya puasa orang yang bermaksiat, termasuk dalam hal ini adalah wanita yang tidak berjilbab ketika puasa. Oleh karenanya, bulan puasa semestinya bisa dijadikan moment untuk memperbaiki diri. Bulan Ramadhan ini seharusnya dimanfaatkan untuk menjadikan diri menjadi lebih baik. Pelan-pelan di bulan ini bisa dilatih untuk berjilbab. Ingatlah sebagaimana kata ulama, “Tanda diterimanya suatu amalan adalah kebaikan membuahkan kebaikan.

Orang yang tidak menutupi auratnya artinya tidak mengenakan jilbab diancam dalam hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128). Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits ini adalah: (1) Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang; (2) Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17: 190-191).

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa wajibnya wanita mengenakan jilbab dan ancaman bagi yang membuka-buka auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Bahkan dapat disimpulkan bahwa berpakaian tetapi telanjang alias tidak mengenakan jilbab termasuk dosa besar. Karena dalam hadits mendapat ancaman yang berat yaitu tidak akan mencium bau surga. Na’udzu billahi min dzalik.

Puasa Harus Meninggalkan Maksiat

Setelah kita tahu bahwa tidak mengenakan jilbab adalah suatu dosa atau suatu maksiat, bahkan mendapat ancaman yang berat, maka keadaan tidak berjilbab tidak disangsikan lagi akan membahayakan keadaan orang yang berpuasa. Kita tahu bersama bahwa maksiat akan mengurangi pahala orang yang berpuasa, walaupun status puasanya sah. Yang bisa jadi didapat adalah rasa lapar dan haus saja, pahala tidak diperoleh atau berkurang karena maksiat. Bahkan Allah sendiri tidak peduli akan lapar dan haus yang ia tahan. Kita dapat melihat dari dalil-dalil berikut:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“.. maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja.." (HR. Ibnu Khuzaimah 3: 242. Al A’zhomi mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)

Beralasan belum siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?

Kami jawab, “Hati juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian. Karena iman itu mencakup amalan hati, perkataan dan perbuatan. Hanya pemahaman keliru dari aliran Murji’ah yang menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah perkataan lisan tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah. Iman butuh realisasi dalam tindakan dan amalan”

Beralasan belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?

Kami jawab, “Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas di neraka karena durhaka?” Coba direnungkan!

Beralasan belum siap berjilbab karena banyak orang yang berjilbab malah suka menggunjing?

Kami jawab, “Ingat tidak bisa kita pukul rata bahwa setiap orang yang berjilbab seperti itu. Itu paling hanya segelintir orang yang demikian, namun tidak semua. Sehingga tidak bisa kita sebut setiap wanita yang berjilbab suka menggunjing.”

Beralasan lagi karena saat ini belum siap berjilbab?

Kami jawab, “Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanit jika sudah pipi keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita menunda amalan baik. Jika tidak sekarang ini, mengapa mesti menunda berhijab besok dan besok lagi? Dan kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzakh, bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang. So … jangan menunda-nunda beramal baik. Jangan menunda-nunda untuk berjilbab.”

Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416)
 
Ustadz Yusuf Mansyur on Facebook

RENUNGAN RAMADHAN

BULAN SUCI RAMADHAN - Dengan anjuran bertadarus, tilawah dll. Ini bulan sarana untuk melatih diri, dibulan inilah saat yang tepat untuk mensucikan ayat-ayat Quran dihati kita. Bagaikan Surat wasiat sang bunda tercinta, yg disucikan, disakralkan, dijunjung tinggi oleh anaknya, berkaca2 tu anak menatap huruf demi huruf, mencium tu surat dgn niatan mengamalkan isi wasiat sang bunda.


Bila itu surat dirampas sianak siap merebut, bila surat itu akan ditambah2i kalimatnya oleh seseorang, maka si anak gak bakalan redho. Kenapa? Karena demi cinta kpd bunda. Tidak sampai hati sianak mengakali tulisan bundanya, apalagi sampai merekayasa dengan karangannya atau jauh niatnya sampai mengakali. Itulah cinta yg tulus.

MAHA SUCI ALLAH, Sikap kita kepada Qur'an jauh nilainya dari perumpamaan sianak diatas. Menuntut ketulusan dalam pengabdian, penghambaan kepada Al Kholiq. Dan amanah hidup yg merupakan tanggung jawab besar. Hingga Abu Bakar shiddiq berandai2 bila ia bisa memilih, antara menjadi manusia dan daun, maka ia sebaiknya memilih menjadi daun-daun saja yg tidak memikul amanah kehidupan sbg khalifah, karena Ia Abu Bakar Shiddiq Radhiyallaahu anhu faham begitu beratnya amanah hidup ini.

Mensucikan ayat2 Allah itulah program bathin kita dalam setiap Ruku dan Sujud, agar Shalat berfungsi sebagai Tiang Agama (Dibaca Dien). Dengan demikian ia menjadi hamba yang taat, tidak suka membantah perintah Allah dan Rosul-Nya, bahkan hidupnya dikasihin penuh ke Allah dan Rosul-Nya.

Rosulullah dan Para Shahabat, ketika datang perintah Hijrah, maka semuanya meninggalkan Mekkah keMadinah, rumah ditinggal, dagangan ditinggal, bahkan keluarganya, karena demi mentaati Allah SWT. Dan yang paling penting demi bisa menjaga Diennya agar tidak terkontaminasi jahiliyah, agar bisa eksis menyebarkan Risalah, dan terbukti di Madinah itu Islam menyebar menyeberangi benua, hingga ke Asia dan di Indonesia dikenal sebagai mayoritas penduduknya memeluk Islam.

Manusia-manusia Ramadhan, sungguh ngepas disematkan kepada mereka, berani mengorbankan nikmat dunia demi redho Allah, dan kesanalah semaksimal mungkin menjadi target kita, karena mereka sebaik-baiknya generasi Umat Islam hasil dari Ibadah yang tercermin dihati, tegak dalam diri, dan menjadi wali-Nya dimuka bumi.

HIKMAH AL-QUR'AN diturunkan dalam Ramadhan ini, agar kita dalam bulan ini dapat menghayati dan memperbaharui niatan untuk kembali hidup dalam naungan Quran. Nyalakan Semangat Kembali kepada Syariat Allah. Bukan hanya dibaca-baca tanpa makna.

Rasulullah Saw bersabda artinya:

Akan datang masa, orang2 membaca Al-Quran namun hanya ditenggorokannya saja" (HR-Bukhari)

Masjid nampak penuuuh jamaah yg shalat mendirikan tiang Agama, Alhamdulillah, Semoga semakin banyak pula yang peduli Agama-Nya tegak.

Tidak rela melihat nilai2 Agamanya goyah, dilanggar, rapuh, terfitnah dalam kehidupan diri, dan lingkungannya. Seperti para Shahabat.

Miris orang rajin Sholat tapi keluarganya gak keurus, anaknya dibiarkan melihat TV berjam2 dan Shubuh kesiangan. Miris kalo ada orang hobi Tadarus, hadir dipengajian tapi buka aurat juga hobi pakai you can see kemana-mana, dan genitnya gak ketulungan, ibadah gak nyampe kehati ke bathin, akibatnya jadilah ibarat ibadah yang tidak ada petunjuk dalam dirinya.

Rasulullah Saw bersabda artinya:

Akan tiba masanya, Masjid dipenuhi dengan orang, tapi kosong dari petunjuk/hidayah (Ibnu babuya, Tsawab Ul-A mal)
 
Ustadz  Yusuf Masyur on Facebook

Rabu, 02 Mei 2012

JOKOWIE - AHOK (Program 100 Hari Pertama Cagub - Cawagub DKI Jakarta)



Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menuturkan tentang program yang berusaha ditanganinya dalam seratus hari awal masa jabatannya jika terpilih seperti dikutip dari Kompas.com
“Yang pasti warga Jakarta nanti dapat mengurus apa pun tanpa adanya pungutan liar,” kata Ahok, sapaan Basuki, saat bersilaturahim dengan Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir) di Kota, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Tidak hanya itu, untuk masalah pendidikan, dirinya dan calon gubernur pasangannya, Joko Widodo, akan mengupayakan beasiswa untuk siswa tidak mampu, khususnya yang bersekolah di sekolah swasta. Dengan begitu, siswa tidak mampu dapat tetap meneruskan sekolah tanpa memikirkan biaya lagi.
Dalam masalah kesehatan, Jokowi-Ahok akan menerapkan kartu sehat seperti yang pernah dilakukan di Solo maupun di Belitung Timur. Dengan kartu tersebut, warga tidak perlu repot saat berobat ke rumah sakit di Jakarta. “Kami akan buang SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu, red) dan ganti dengan kartu sehat. Jadi warga tidak perlu repot ngurus. Langsung datang ke rumah sakit dan bisa berobat dengan nunjukin kartu itu,” jelas Ahok.
Untuk masalah transportasi, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra ini berencana melakukan penggabungan aset izin trayek, kereta, dan bus Transjakarta. Ahok menilai hal itu akan mempermudah pengawasan masalah transportasi massal di Jakarta ini. “Untuk PD Pasar Jaya juga akan dirombak dengan cepat nanti,” ujarnya.JAKARTA, KOMPAS.com – Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menuturkan tentang program yang berusaha ditanganinya dalam seratus hari awal masa jabatannya jika terpilih.
“Yang pasti warga Jakarta nanti dapat mengurus apa pun tanpa adanya pungutan liar,” kata Ahok, sapaan Basuki, saat bersilaturahim dengan Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir) di Kota, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Tidak hanya itu, untuk masalah pendidikan, dirinya dan calon gubernur pasangannya, Joko Widodo, akan mengupayakan beasiswa untuk siswa tidak mampu, khususnya yang bersekolah di sekolah swasta. Dengan begitu, siswa tidak mampu dapat tetap meneruskan sekolah tanpa memikirkan biaya lagi.
Dalam masalah kesehatan, Jokowi-Ahok akan menerapkan kartu sehat seperti yang pernah dilakukan di Solo maupun di Belitung Timur. Dengan kartu tersebut, warga tidak perlu repot saat berobat ke rumah sakit di Jakarta. “Kami akan buang SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu, red) dan ganti dengan kartu sehat. Jadi warga tidak perlu repot ngurus. Langsung datang ke rumah sakit dan bisa berobat dengan nunjukin kartu itu,” jelas Ahok.
Untuk masalah transportasi, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Gerindra ini berencana melakukan penggabungan aset izin trayek, kereta, dan bus Transjakarta. Ahok menilai hal itu akan mempermudah pengawasan masalah transportasi massal di Jakarta ini. “Untuk PD Pasar Jaya juga akan dirombak dengan cepat nanti,” ujarnya.